Selasa, 16 Oktober 2012

Wahai Calon Dokter, Mari (Biasakan) Olahraga !

Kata seorang dokter : "Pak, tolong dijaga ya kesehatannya.. coba biasakan olahraga ya"

Berbagai nasihat semisal ini yang akan sering disebutkan oleh para calon dokter pada pasiennya bukan?  Sebuah nasihat mulia yang harus kita perhatikan jika menginginkan masa depan Indonesia yang sehat. Olahraga adalah salah satu instrumen menuju Indonesia yang lebih sehat. Bahkan kalau merujuk pada petunjuk Islam, muslim yang kuat lebih baik dari pada muslim yang lemah. Ini mengisyaratkan bahwa kesehatan harus dijaga sedemikian rupa sehingga baik secara jasmani dan rohani seorang muslim bisa dikatakan sehat.

Awalnya saya termasuk mahasiswa yang malas olahraga. Saya pikir dengan kegiatan saya kuliah dan berorganisasi bisa menggantikan peran olahraga. Namun nyatanya tubuh tak pernah bohong. Kerentanan tubuh pada penyakit adalah risiko yang mesti ditanggung orang yang malas olahraga. Walau saya sangat sering diajak papah untuk lari pagi, bahkan juga terus menasihati saya lewat telepon untuk meluangkan waktu berolahraga beberapa menit setiap pagi, saya tetap jarang berolahraga.

Sampai suatu saat saya coba merenungi kalimat awalan artikel ini. Saya berbicara pada diri sendiri, "Dip, kalo udah jadi dokter nanti kan kudu nasihatin pasien buat olahraga. Nah looh, masak sendirinya ga nampak sering olahraga??" Hahaha...kira-kira seperti itulah bisikan dalam hati.

Selanjutnya, setelah merenungi bisikan dari dalam hati itu saya segera mencoba untuk teratur berolahraga. Mulai dari berlari-lari kecil di kamar, di lapangan kosan, haha...sampai akhirnya saya menemukan formula ampuh untuk bisa rutin olahraga. Yup, saya sejak empat bulan lalu sudah rutin lari mengitari Situ Gintung. Kapan waktunya? Setiap ba'da shubuh selang sehari persis seperti pola puasa daud :D > senin-lari > selasa enggak > rabu-lari > demikian seterusnya.. 

Bagaimana dampaknya pada kesehatan saya? Secara subjektif saya katakan bahwa tubuh ini terasa lebih ringan...hahaha... Untuk beraktivitas seharian menjadi tak mudah lelah. Bahkan setelah melewati beberapa kali lari mengitari Situ Gintung saya menjadi terbiasa dan yang awalnya merasa jarak yang ditempuh sangat jauh tapi sekarang saya bisa katakan "Kok, kayak dekat ya... " haha...(sombooong...enggaklah, ini serius saudara-saudara) . Jarak tempuh saya mengitari Situ Gintung kurang lebih 4 km, dan saya terbiasa mengitarinya dalam kurun waktu kurang dari sama dengan 45 menit. Sangat cukup untuk melatih tubuh ini agar tetap dalam kondisi prima.

Sebagai mahasiswa kedokteran, kesehata begitu penting. Apalagi kalau sudah mau masuk koass. Oya, saat mahasiswa mungkin teman-teman kita banyak yang berolahraga sepakbola atau badminton, itu bisa jadi salah satu olahraga yang bisa dirutinkan. Tapi yaaaa..saya pilih lari saya lah yang ga neko-neko. Cukup mengayuhkan tangan dan kaki :D selesai...hehe.. (ga mau ribet dot com)

Oya, lebih baik lagi kalau kita juga menjaga kesehatan dengan berpuasa aka shaum sunnah. Bisa senin kamis atau puasa daud. Wah, kalau puasa daud kan bisa tuh pola nya jadi : senin-puasa > selasa-lari > rabu-puasa > kamis-lari dan seterusnya...seru kaaaan?

Yosh, entah apa yang mendorong saya untuk menulis artikel ini. Tapi secara khusus saya berpesan pada kawan-kawan calon dokter untuk menjadi contoh yang baik bagi pasien-pasiennya. Kalau kita minta pasien untuk teratur olahraga ya toh kita juga kudu rutin olahraga. Setuju?

Oke, cukup..semoga bermanfaat sahabat :D


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial