Sabtu, 01 Februari 2014

Jonan & Evolusi Kereta Api Indonesia

Selesai dengan buku Athirah, saya tak kuasa menahan dahaga membaca buku. Semacam ada semangat yang terus menggebu melampiaskan nya dengan membaca buku. Ritual membaca buku selalu saya imbangi dengan menuliskan apa yang saya dapatkan dalam tulisan. Seperti tulisan ini akan membahas mengenai buku "Jonan & Evolusi Kereta Api Indonesia", saya tuliskan tanpa mengedit dan mengalir begitu saja lewat keyboard laptop saya.

Nama lengkapnya adalah Ignasius Jonan. Hidupnya telah mapan dengan menjadi petinggi salah satu Bank ternama di Indonesia, Citibank. Tapi ternyata ia memilih jalan yang tak dilihat orang, memilih jalan yang tak biasa, memilih jalan terjal yang tak banyak orang memilihnya. Turun tangan menangani Kereta Api Indonesia!



Kalau anda tinggal di Jakarta sekitar 10 tahun saja, tentu anda akan menyayangkan keputusan dari seorang Jonan ini bukan? Maaf maaf kalau yang baru datang ke Jakarta sore tadi dan kemudian naik kereta api. Kalian tak merasakan bagaimana hancurnya pengelolaan kereta api empat sampai enam tahun yang lalu.

Kereta api sudah menjadi momok bagi sebagian besar warga republik ini. Setiap perayaan hari raya, pulang kampung, sudah menjadi ritual bahwa kereta menjadi moda transportasi pilihan. Namun sayang disayang kereta api tak terurus dengan baik, calo berkeliaran dimana-mana, harga tiket menjadi tak waras, banyak penumpang liar, banyak penumpang yang naik ke bagian atas kereta, wc kereta ta terurus, bau tengik! Saya pertama kalinya naik kereta cuma komentar dalah hati : GILA! transportasi macam apa ini!

Tapi di tangan Jonan semua berubah, diawali dari WC. yaaa dari WC Pak Jonan merubah PT.KAI menjadi salah satu perusahaan BUMN yang disegani baik di Indonesia maupun dimata Internasional.

Poin penting dari sosok Jonan :

Tegas dan kerja cepat dari yang termudah. Semua yang dilakukannya bersadarkan data dan Jonan melakukkannya dengan cepat dan dari hal yang sepele, WC. Justru dari sinilah orientasi kerja karyawan PT.KAI berudah dari product oriented menjadi customer oriented. Saya merasakan perubahan signifikan ketika naik commuter line PT.KAI beberapa kali.

Turun Tangan. Ia memberi contoh langsung turun tangan. Semua keluhan dari jajarannya serta keluhan dari penumpang langsung masuk ke telinga nya. Ia bekerja di lapangan.

Merubah budaya kerja tak mudah, Jonan banting tulang merubahnya dengan prinsip melayani penumpang sebaik mungkin.

Inovasi tak hentinya Jonan buat. Lihat bagaimana sekarang kalau kita naik kereta pakai kartu elektronik, ada single trip ada yang multiple. Takjub...stasiun dibuatnya menjadi teratur dan lebih efisien.

Saya akhir-akhir ini beberapa kali naik kereta commuter line, semua tampak berbeda, sekarang tak ada lagi yang berjualan bebas di tempat tunggu kereta, di dalam kereta, semua sudah di relokasi, sampah-sampah tak terlihat, jauuuuuh lebih bersih dan humanis. Musholah bersih tidak sumpek, WC gratis bersih selalu baik di stasiun maupun di kereta.

Saksikanlah Indonesia lebih baik dari Kereta Apinya! :D

#Jakarta
1 Februari 2014 ; 23.00 wib
Pradipta Suarsyaf, S.Ked, CH, CHt


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial