Kamis, 25 Oktober 2012

Be a Writer : Minimal Menulis Satu Buku Sepanjang Hidup

Hari ini Kamis, 25 Oktober saya menunggu kehadiran adik. Ya, adik saya yang saat ini tinggal di Lampung karena kuliah di FK UNILA akan melepas rindunya pada keluarga pada Idul Adha yang jatuh esok hari. Saat tulisan ini dituliskan dia bersama dengan kedua temannya sedang dalam perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bogor dengan Bus Damri. Tapi nampaknya semua tak sesuai rencana, kendaraan tumpah blek dimana-mana termasuk di Bandara dan juga Ciawi. Saya sudah tiba di Bogor sekitar pukul 18.30 dan masih menunggu adik saya ini.

Sambil menunggu saya putuskan untuk berkunjung ke Gramedia di Botani Square. Mal yang dibuat oleh IPB ini berkembang sangat cepat, jauh lebih berkembang dibandingkan terakhir kali saya mengunjunginya. Lama tak menengok buku di Gramedia cukup membuat saya secara spontan tanpa disadari (..sedikit disadari sebenarnya, haha) membuka lembar demi lembar buku-buku baru yang teronggok di etalase buku Gramedia. "Bahaya...bahaya...refleks beli buku muncul lagi..!",demikian dalam batin saya.

Dan seperti yang sudah kalian duga, haha..saya pun akhirnya membeli dua buku untuk memuaskan desire to reading book saya. Buku pertama berjudul "Be a Writer" karya Antoni Ludfi Arifin dan buku kedua berjudul "Lupa Endonesa" karya Sujiwo Tejo. Secepat kilat saya segera keluar dari Gramedia sebelum saya melirik buku-buku lainnya. haha..

~~~ 
...dan sang adik pun belum datang..
~~~

Saya bergegas menuju foodcourt yang ada di lantai paling atas mall ini. Menyantap nasi goreng :D. mengisi waktu luang saya pun membaca buku pertama dan langsung tandas dalam sekali kibas (maaf lebay..). Ya, buku pertama ini kembali men-charge semangat saya untuk menulis buku. Buku ini ditulis oleh seorang profesional di bidang farmasi, dan ia melalui buku ini ingin memberikan stimulus bahwa sesibuk apapun kita, kita masih bisa kok menulis sebuah buku.

Apa sih arti penting dari menulis sebuah buku? Menurut buku ini melalui tulisan kita bisa menyampaikan apa yang tak bisa terkatakan oleh lisan. Melalui tulisan kita punya amalan pasif yang mana jika buku ini bermanfaat bagi orang lain akan mengalirkan pahala pada sang penulis walau sudah meninggal. Itulah mengapa tulisan itu akan menyejarah bersama dengan sang penulisnya. Sang penulis akan terus dikenang walau nyawa meregang.

Saya bersyukur bisa mencurahkan isi pemikiran saya melalui blog 'imut' ini. haha.. selain menjadi salah satu pengalihan emosi, menulis bisa menjadi sebuah cara untuk bisa produktif dalam mencurahkan pengetahuan yang kita miliki. Kita bisa menumpahkan gagasan dan ide kapanpun kita mau. 

~~~ 
...dan sang adik pun belum kunjung datang...
seruput Coffee Late di bilangan Bogor, plus ditemani hujan...
~~~

Buku ini bagus dan penting dibaca siapapun terutama generasi muda. Mengapa pemuda? Ditengah perkembangan super cepat dari teknologi informasi dan jejaring sosial seperti fb, twitter, foursquare dan juga proliferasi gadget canggih saat ini seperti, BB, iPad, Galaxy Tab, PcTab dan tablet-tablet lainnya, saya belum melihat relevansinya dengan peningkatan minat menulis. 

Padahal kalau kita cermati setiap harinya orang yang punya BB itu bisa mengetikkan message via BBM sangat banyak. Bahkan kalau dihitung mungkin anak gaul + yang mendewakan bahasa 'alay' seperti "terus gw harus bilang wow gitu..?" (hahaha..) bisa mengetik message BBM lebih banyak dibandingkan penulis buku Harry Potter setebal 7 jilid sang fenomenal J.K.Rowling! 

Bayangkan berapa karakter tulisan yang setiap harinya pemuda Indonesia ketikkan via BB nya sekedar untuk ber-alay-alay-an dan bergosip ria bersama temannya. (maaf, ga semua nya begitu..ini hanya perumpamaan, dan berlaku untuk gadget lainnya..hehe..). 

Dan coba bayangkan dan cobalah juga berandai-andai setiap karakter ketikkan yang ga guna itu dicurahkan dalam suatu artikel atau tulisan yang bisa bermanfaat untuk orang banyak. Akan tergambar pemuda Indonesia yang cerdas dan mencerdaskan bangsanya bukan?

Cukup luangkan waktu 1 jam saja dalam satu minggu maka tak ada ruginya kita melatih diri ini untuk mengaktualisasikan diri melalui pemikiran/ide/opini lewat tulisan. 

Kok saya demikian cerewetnya mengajak anda yang terdampar di blog ini untuk menulis ya? haha..

Alasannya sudah dijelaskan diatas dan ditulisan-tulisan saya sebelumnya..bahwa dengan menulis, kita bersama tulisan kita akan menyejarah dan menjadi amalan pasif jika kita tak ada lagi di dunia. Adakah alasan lain yang lebih berharga dibandingkan pahala yang terus mengalir lewat tulisan-tulisan kita ini?

salah satu quote penyemangat dalam buku ini ...
"Minimal Menulis Satu Buku Sepanjang Hidup" ...

Semoga memotivasi dan bermanfaat :D

~~~ ...dan sang adik pun belum tiba :'( haha..
yosh..selamat lebaran kawan-kawan..
_seruput Coffe Latte lagi__
~~~


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial