Senin, 20 Agustus 2012

Filosofi Kopi : dari secangkir kopi kita belajar ...

Saat milad Hani, adik saya yang kedua, saya memberikan dua hadiah. Yang pertama buku karya Dee berjudul "Filosofi Kopi" dan yang kedua komik Miko :) Tentu disini saya tak akan membahas komik nya. Hahaha..Saya justru tertarik dengan buku "Filosofi Kopi". 

Karena awalnya memang saya penikmat kopi, dan kemudian saya baca salah satu cerita dalam buku ini berjudul "Salju Gurun". Hanya dua halaman, dan karenanya saya punya alasan kuat membeli buku ini, selain karena rekomendasi teman yang dulu pernah membaca buku ini.

Sebenarnya ada 18 cerita dalam buku ini, namun saya punya kesan tersendiri di dua cerita. Pertama, tentu cerita berjudul "Filosofi Kopi" itu sendiri. Kedua, cerita yang menjadi alasan saya membeli buku ini.


Filosofi Kopi

Sebelum membaca cerita ini, saya membayangkan akan menemui cerita mengenai arti dari sebuah kopi, dan mungkin arti dari berbagai jenis kopi macam cappucino, espresso, dan lainnya. Hahaha, ternyata bayangan saya benar, tapi justru bukan itulah yang menjadi pokok/inti dari cerita tersebut.

Berkisah mengenai dua orang kawan (Ben dan Jody) yang bekerjasama membangun kedai kopi. Akhirnya mereka mendirikan kedai kopi dengan nama kedai "Filosofi Kopi". Yang unik adalah setiap kopi yang dipesan oleh pelanggan, maka dua orang ini akan menjelaskan dengan senang hati apa makna dari kopi itu. Dan ini menjadi daya tarik tersendiri dari kedai tersebut sehingga kedai Filosofi Kopi ini pun berkembang dengan pesat.

Sampai pada suatu saat dimana ada orang terkenal yang meminta kopi dengan rasa sempurna tanpa cacat. Mengapa? Karena pelanggan ini merasa hidupnya penuh dengan kemudahan dan ia merasa sempurna. Dan  gambaran dari setiap menu kopi yang ada di kedai tersebut tidak bisa mewakilinya.

Akhirnya sang orang kaya ini menantang Pemilik kedai Filosofi Kopi untuk meracik kopi yang sempurna. Dan akan diimbali hadiah uang sebesar Rp.5ojuta. Singkat cerita akhirnya empunya kedai menemukan racikan kopi yang sempurna, yang akhirnya kedua empunya kedai sepakat menamainya "Ben's Perfecto". 

Karena berhasil memenangi tantangan dari orang kaya tersebut, akhirnya ia mendapatkan imbalan sesuai dengan yang dijanjikan. Seiring sejalan kedai ini semakin terkenal dengan menu baru tersebut.

Sampai pada suatu waktu ada pelanggan baru yang datang. Dan ia memesan menu yang paling istimewa di kedai tersebut. Tentu yang dihidangkan adalah Ben's Perfecto. Namun alangkah kagetnya Ben ketika mendengarkan tanggapan dari pelanggan tersebut. "Biasa saja ya..""Saya pernah merasakan kopi yang lebih enak". Ben pun merasa terbakar mengetahui ada kopi yang lebih enak. Ia menanyakan pada pelangan tersebut dan singkat cerita Ben Jody mengunjungi tempat jual kopi yang dimaksud.

Alangkah terkejutnya mereka karena kopi tersbut dijual di tempat yang biasa saja, dan yang mau beli kopi super enak tersebut tidak dikenakan biaya khusus alias terserah mau bayar berapa! Ben merasa gagal dan karena nya ia merasa tak berguna. Kedainya pun tutup. 

Singkat cerita lagi, akhirnya Kedai ini buka setelah mereka kedua menemukan hikmah dari secangkir kopi.

Ya, seenak-enaknya kopi tetap kopi memiliki sisi pahitnya. Dan karenanya kopi enak. Jika kita selaraskan dengan kehidupan manusia, maka setiap orang punya sisi baik dan buruknya. Sehingga hidup ini dinamis dan penuh warna. Itulah sebab ada surga dan neraka. Itulah sebab selalu ada imbalan bagi yang berlaku baik dan balasan bagi yang berlaku buruk. Tak ada orang yang sempurna, selalu ada langit diatas langit. Dan langit yang katanya paling atas pun tak menjamin ia tak cacat. Ia pun punya celah yang membuat ia tak sempurna. Sehingga sampai dititik ini kita yakin yang maha sempurna adalah Allah yang menciptakan kita. 

Salju Gurun

Cerita ini bisa kalian cerna sendiri saja makna nya ya...

Di hamparan gurun yang seragam, jangan lagi menjadi butiran pasir. Sekalipun nyaman engkau di tengah impitan sesamamu, tak akan ada yang tahu jika kau melayang hilang.

Di lingkungan gurun yang serbaserupa, untuk apa lagi menjadi kaktus. Sekalipun hijau warnamu, engkau tersebar di mana-mana. Tak ada yang menangis rindu jika kau mati layu.

Di lanskap gurun yang maha luas, lebih baik tidak menjadi oase. Sekalipun rasanya kau sendiri, burung yang tinggi akan melihat kembaranmu di sana sini.

Di tengah gurun yang tertebak, jadilah salju yang abadi. Embun pagi tak akan kalahkan dinginmu, angin malam akan menggigil ketika melewatimu, oase akan jengah, dan kaktus terperangah. Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau sekedar bergerak dua inci.

Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau...berbeda.

------

Suka! saya suka "Salju Gurun" ini..

Yosh, sampai disini kilas balik buku ke #32 yang saya baca. Semoga memberikan manfaat! Amin.
Semangat baca #50 buku sebelum koass :)

Terimakasih untuk Hani Zahiyyah Suarsyaf yang pinjami kakaknya buku hadiah miladnya :) hahaha..


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial