Selasa, 21 Agustus 2012

CIMSA yang saya kenal ...

Center for Indonesian Medical Students’ Activities (CIMSA) adalah organisasi pusat kegiatan mahasiswa kedokteran di Indonesia yang bersifat independen, inklusif, nasionalis, non profit dan non partisan. Munculnya CIMSA merupakan organisasi berbasis individu adalah wujud kepedulian mahasiswa kedokteran Indonesia untuk aktif sebagai seorang dokter yang meliki kompetensi yang lebih, terutama untuk kemasyarakatan.




Berdiri sejak tahun 2001, dan telah berkembangan dari semula hanya 6 lokal, kini menjadi 20 lokal dengan kurang lebih 2500 anggota individu. CIMSA bertujuan untuk menjadi wadah aktifitas mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk mengembangkan diri dan mengekspresikan idealismenya agar setap mahasiswa di negeri ini bisa punya kesempatan yang sama untuk berkarya di bidang kesehatan sedini mungkin dan memberikan hasil nyata untuk perkembangan bangsa ini.

Sebagai organisasi yang berdasar pada aktivitas, kegiatan yang dilakukan CIMSA mencakup kegiatan lokal, nasional hingga internasional. CIMSA mendapat kepercayaan dari dunia internasional untuk menjadi anggota penuh International Federation of Medical Students’ Association, IFMSA, sebuah oganisasi mahasiswa terbesar di dunia, yang beranggotakan mahasiswa kedokteran di dunia, dengan jumlah lebih dari 10 negara anggota dan mewakili lebih dari satu juta mahasiswa kedokteran secara global.


CIMSA berdasarkan 6 bidang kerja atau yang disebut dengan Standing Committee merepresentasikan setiap kegiatan yang dilakukan. Adapun Standing Committee yang ada di CIMSA adalah :


  1. SCOME (Standing Committee on Medical Education) adalah forum diskusi mahasiswa yang tertarik dalam pengembangan pendidikan kedokteran.
  2. SCOPE (Standing Committee on Professional Exchange), memfasilitasi seluruh mahasiswa kedokteran untuk merasakan atmosfer dan budaya di Negara asing dengan menggali ilmu klinik.
  3. SCOPH (Standing Committee on Public Health) merupakan forum yang menekankanpad pentingnya isu kesehatan masyarakat dalam pendidikan kedokterandan komuniatas.
  4. SCORA (Standing Committee on Reproductive Health including AIDS) bertujuan meningkatkan kepekaan tentang kesehatan reproduksi, termasuk pendidikan seks, persamaan gender, dll.
  5. SCORE (Standing Committee on Research Exchange) memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa kedokteran untuk berpatisipasi dalam kegiatan peneliian di Negara asing.
  6. SCORP (Standing Committee on Human Rights and Peace) merupakan forum terkait hak azasi dan perdamaian, termasuk permasalahn yang dihadapi oleh pengungsi.
CIMSA lokal UIN yang saya kenal...

CIMSA lokal UIN merupakan anggota resmi CIMSA Nasional. Secara kedudukan di ruang lingkup Program Studi Pendidikan Dokter, organisasi ini merupakan Badan Kelengkapan dari BEM Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Satu kedudukan dengan UIN Syahid Medical Rescue (USMR). 

Sejak bergabung dengan CIMSA lokal UIN, khususnya SCOME. Saya merasa CIMSA merupakan organisasi kebebasan berekspresi dan menuangkan segala kreativitas. Mungkin karena orientasi organisasi ini memang aktivitas, hampir setiap pekan CIMSA punya kegiatan yang beragam dan inovatif.

Sejauh saya memperhatikan perkembangan tiga organisasi besar di PSPD UIN Jakarta, BEM (sebagai yang disepuhkan ^_^), CIMSA, dan USMR, saya punya kesan tersendiri mengenai gaya organisasi CIMSA. Apa itu? 

Yup, keteraturan! Semua hal terkait perencanaan, proses, dan manajemen organisasi CIMSA sangat teratur. Tak bisa dipungkiri BEM dan USMR kalah dalam hal ini. Telusur punya telusur, nampaknya ini juga berkaitan dengan aturan organisasi CIMSA yang seragam di berbagai lokal. CIMSA punya manajemen evaluasi yang baik, baik itu di tingkat lokal maupun nasional.

CIMSA yang saya ketahui adalah NGO. Organisasi independen dan tak terikat organisasi/lembaga apapun. Nah, disinilah salah satu kekuatan CIMSA. CIMSA bisa mengatur organisasinya semaunya. Sekeinginan pengurus dan para punggawa CIMSA. 

Berbeda halnya dengan BEM yang terikat dengan Universitas. Dinamika universitas terkadang sulit ditebak karena banyaknya kepentingan. Itulah yang terjadi di BEM Pendidikan Dokter UIN saat ini. Perubahan kebijakan kampus terkait organisasi kemahasiswaan bisa merubah segalanya berikut juga akan berdampak pada kinerja organisasi tersebut.

Disaat CIMSA terus berkembang dengan keteraturannya, tanpa influence yang berarti dari manapun, BEM masih berkutat mengenai regulasi dan tatanan organisasi internal. Itulah sebabnya, BEM harus punye defense yang cukup kuat untuk menanggulangi segala perubahan kebijakan universitas.

Kembali ke CIMSA... tak ada gading yang tak retak. Nampaknya permasalahan manajemen waktu masih menjadi prioritas di organisasi ini, demikian juga di BEM dan USMR. Beruntung saat ini BEM punya program BEM-BK Gathering yang akan menjadi jembatan mengatasi permasalahan ini.

Semoga sepeninggalan saya yang akan menjalani koass, semua organisasi di pend.dokter UIN bisa terus berkembang :) walau saya nampaknya akan jadi orang yang cukup sering ke kampus karena masih memegang amanah sebagai wakil ketua BEM Pend.Dokter 2012/2013

Pradipta Suarsyaf, CH.CHt
Wakil Ketua BEM Pend. Dokter
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta




Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial