Senin, 30 November 2009

Refleksi Film “Gifted Hands” Bagi Seorang Mahasiswa Kedokteran

Selasa lalu (24/11) Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Semester I menonton film berjudul “Gifted Hands” di Ruang Kelas. Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan pada Modul Civic Education. Sebagai mahasiswa kedokteran, film ini sangat menginspirasi dan luar biasa. Banyak sisi – sisi kemanusiaan yang diceritan pada film ini yang dapat kita ambil hikmah dan manfaatnya.

Kisah dalam film ini diambil dari kisas nyata seorang dokter neurosurgeon Benjamin Carson. Dialah dokter yang pertama kali berhasil memisahkan bayi kembar siam. Seorang yang menunjukan kepada dunia bahwa segala sesuatu yang ingin dicapai adalah mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, mungkin seperti itulah ungkapannya.

Dengan keteguhan hati, kesabaran, ketekunan, dan doa segala sesuatu mungkin kita capai. Tak terkecuali bagi seorang Ben Carson yang dulunya sering diremehkan oleh teman – temannya karena nilainya yang selalu paling buruk dikelas. Sampai akhirnya kisah dan perjalanan hidupnya diabadikan dalam sebuah film “Gifted Hands”.

Awal kisah dalam film ini adalah sebuah flashback, diawali dengan adanya kasus bayi kembar siam. Selanjutnya kisah dilanjutkan dan bercerita tentang Ben Carson kecil hingga ia menjadi seorang dokter yang terkenal. Banyak hal yang menarik selama perjalanannya menjadi dokter. Ada beberapa peristiwa yang menarik yang menginspirasi saya.

Pertama, ketika Ben Carson mulai putus asa karena ia tidak pernah mengerti mata kuliah kimia. Segala sesuatu telah ia usahakan. Sampai suatu ketika ia kelelahan dan tertidur yang mana kesesokan harinya ia mengahdapi ujian kimia. Yang menarik, ia bermimpi dan saat itu ia sedang berada di ruang kelas. Ia melihat dosen kimianya sedang menuliskan reaksi – reaksi kimia. Kemudian ia menghampiri dosen tersebut, dan sang dosen hilang. Ia mengambil kapur dan ketika hendak menuliskan sesatu ia merasa bingung kemudian menoleh kearah buku. Ia berjalan kearah buku tersebut untuk melihat bagaimana cara penyelesaiannya. Saat inilah sang ibu tiba – tiba muncul dan berkata “You don’t need the book! You got the book, inside you!”. Dan iapun terbangun dan melihat jam. Ternyata dia terlambat bangun, namun berhasil masuk ruang ujian tepat waktu. Disinilah kejadian luar biasa terjadi, ketika ia membaca soalnya, seakan tak percaya, soalnya sama dengan apa yang ia lihat pada mimpinya. Luar biasa! Ia pun lulus denga nilai sempurna.

Kedua, ketika ia harus melakukan bedah pada korban gawat darurat padahal ia belum diizinkan dan bukan wewenangnya dalam hal tersebut. Hal ini dia lakukan dengan terpaksa karena saat itu tidak ada dokter bedah di rumah sakit. Perawat juga telah mencoba manghubungi sang dokter tetapi tidak tidak bisa. Akhirnya ia melakukan bedah yang terlarang tersebut. Keesokan harinya ia dipanggil oleh atasannya, disana ia dimarahi karena melakukan tindakan tanpa izin, tanpa supervisor, dan itu bisa menamatkan reputasi rumah sakit tersebut. Tapi apa yang akhirnya ia dapat? Ia mendapat pujian atas tindakannya tersebut. Sang atasan mengatakan bahwa tindakannya sangat tepat disituasi seperti itu. Luar biasa!

Ketiga, tentu saja ketika Ben Carson memutuskan untuk melakukan bedah pada bayi kembar siam yang kepalanya berhimpit. Awalnya ia merasa tidak mampu melakukannya, karena ia belum mengetahui cara terbaik agar sang bayi tidak kehabisan darah saat operasi tersebut dilakukan. Namun akhirnya ia mendapat ilham ketika sang ibu sedang mencuci dan mematikan keran. Ia berfikir dan menemukan jalannya. Idenya adalah untuk mengurangi pendarahan saat operasi maka aliran darah ke otak harus dihentikan sementara. Itu artinya jantung sang bayi harus dihentikan sementara, untuk kemudian melakukan operasi pemisahan kepala beserta jaringannya hingga tuntas secepatnya, dan segera mengaktifkan kembali fungsi jantung. Oleh karena itu dibutuhkan dokter spesialis jantung, spesialis kulit, spesialis bedah syaraf, dan ahli kedokteran lainnya sampai berjumlah Sebuah spekulasi tapi memiliki dasar ilmu yang jelas. Akhirnya operasi tersebut dilakukan dan berhasil dengan baik.

Secara keseluruhan jalinan kisah dirangkai dengan menarik dan mengharukan, lengkap dengan pesan dan hikmah di balik setiap kejadian yang dialami Ben Carson.

Sebagai mahasiswa kedokteran, saya termotivasi dengan apa yang telah dicapai oleh seorang Benjamin Carson. Selain itu, sebagai penonton, jujur saya merasa terhanyut dengan jalan cerita yang kental dengan nuansa kasih sayang, perjuangan hidup, dan pengorbanan. Apalagi bila melihat sang ibu yang dengan ikhlas dan sabarnya mengajarkan arti hidup kepada anaknya. Saya sangat terharu ketika mengetahui sang ibu tidak bisa membaca, dan mencoba menghindar ketika sang anak kebingungan dalam membaca sebuah kata. Sang ibu hanya memiliki keinginan bahwa sang anak harus sukses dan tidak menjadi seperti dirinya.

Dalam film ini kita juga banyak melihat Ben Carson banyak berdoa dalam setiap kehidupannya. Itu cukup menggambarkan bahwa kemampuan saja tidak cukup. Karena ada yang Maha Kuasa (Allah SWT) yang menguasai segalanya, termasuk sehat dan sakit.

Secara keseluruhan film saya dapat merincikan apa yang bisa dipelajari dari film ini :

1.Tidak ada orang yang bodoh.
Allah SWT telah memberikan bakat dan kemampuan sebagai anugerah kepada setiap orang untuk dapat digunakan dan bermanfaat di dunia.

2.Kebaikan terhadap orang lain
Berbuat baik kepada setiap orang adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan.

3.Knowledge is Power!
Seperti apa yang tertera di dinding depan perpustakaan tempat Ben Carson belajar, Pengetahuan adalah kekuatan, bisa didapat dari membaca maupun melalui keteladanan dan pembelajaran yang mendalam.

4.Kejujuran
Kejujuran merupakan aspek terpenting dalam hati setiap manusia. Yang karenanya kita dapat hidup bahagia dan tenang.

5.Niat, Usaha, dan Doa
Segala sesuatu itu tergantung niatnya (seperti dalam hadist). Niat saja tidaklah cukup, harus ada action, dan tidak lupa berdoa kepada Al-Alim Allah SWT Yang Maha Mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi.

Semoga dengan adanya motivasi melalui kisah nyata seorang dokter spesialis bedah syaraf Benjamin Carson dapat membuat kita termotivasi dan terus belajar dan belajar. Karena dokter adalah orang yang mendedikasikan dirinya untuk belajar sepanjang hayat.

Demikian resume film ini beserta opini – opini yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Your Brain is Your Book!


Share/Bookmark

2 komentar:

Agatha Dinar mengatakan...

keren Dip. ternyata bukan cuma saya yang putus asa. mau nonton filmnya lah kapan2.. makasih resensinya! :)

Abe mengatakan...

Menyentuh bgt bos!

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial