Sabtu, 14 Juli 2012

ketika Menkes curhat, tanya ada apa?

Ketika saya selesai membaca buku yang dituliskan oleh dr. Endang Rahayu Sedyaningsih ini saya mendapatkan banyak pelajaran mengenai pentingnya menghargai setiap hela nafas. Buku yang beliau tulis selama menjalani perawatan setelah didiagnosis mengalami kaker paru stadium 4 ini membawa nilai-nilai berharga yang sayang jika kita tak mengambil hikmahnya.



Apa yang dr. Endang ceritakan ternyata jauh dari apa yang saya predikisi sebelumnya. Saya pikir beliau akan banyak menceritakan mengenai apa yang dia derita menjelang akhir hayatnya saja. Tapi ternyata beliau lebih menitikberatkan pada keluarganya. 


Sebuah cerita perjalanan hidup yang ia alami baik ketika ia menjalani pendidikan, ketika ia bersama dengan keluarganya, cerita tentang anak anaknya, dan tentunya juga kisah bagaimana ia bisa diangkat menjadi orang nomor 1 di Kementerian Kesehatan Indonesia.


Jauh sebelum saya membaca bukunya, saya hanya tau beliau adalah lulusan Harvard School of Public Health pertama yang berasal dari Indonesia. Cukup dengan informasi ini saya yakin dr. Endang orang luar biasa. Dan karena nya lah saya membeli buku berjudul "Untaian Garnet dalam Hidupku" tulisan tangan seorang dr. Endang. 


Saya rasa Indonesia kehilangan putri terbaiknya di bidang kesehatan. Dengan segala kontribusi yang ia dedikasikan di bidang kesehatan termasuk rencana strategis kementerian kesehatan yang bertujuan untuk mencapai MDGs 2015 dan juga Sistem Kesehatan Nasional 2012 yang hampir rampung namun belum sempat di tandatangani Ibu Menkes karena didahului kepergian beliau.


dr. Endang dan keluarga


Cobalah baca buku ini..karena didalamnya beliau bercerita dengan gamblang dan terbuka bagaimana interaksi beliau dengan suami dan anak-anaknya. Bagaimana kehidupan suaminya. Bagaimana kehidupan anak-anaknya.


Terbilang unik dan penuh liku. Saya menjadi termotivasi ingin merasakan bagaimana sebenarnya mengabdikan diri sebagai tenaga kesehatan di daerah sangat terpencil seperti di NTT atau di Papua sana. Dari cerita beliau saya dapati hal-hal tak lumrah yang ternyata kalau kita tidak terjun langsung ilmu itu tak akan kita dapatkan.


Hal ini sama dengan apa yang saya dapatkan dari kuliah dr. Hermawan saat modul Ilmu Kedokteran Komunitas di FK UIN. Beliau memaparkan pengalamannya ketika bertugas sebagai kepala puskesmas di Sumatera Barat. Katanya, "Kalian akan menemukan penanganan-penanganan yang tak ada di textbook dan itu memang ada" ya..kira-kira seperti itulah ya... *saya tak ingat betul perkataan beliau. Beliau bercerita mengenai penanganan rabies dll..


Kembali ke buku dr. Endang, disini saya mendapati semangat untuk terus berkontribusi bagi rakyat walau ia tahu usianya tak lama lagi. Buku yang beliau tulis ini menjadi buktinya. Diawal buku ini beliau mengharapkan agar buku ini bisa menjadi motivasi bagi orang yang ia kenal dan juga yang tidak ia kenal. 


Sebuah dedikasi hidup bagi khalayak banyak yang jarang terjadi bukan? Nampaknya Indonesia mesti bersyukur pernah dipimpin oleh Menkes yang bijak, peduli dan jujur seperti dr. Endang.


Banyak penjelasan yang dr. Endang paparkan dalam buku ini termasuk tentang apakah sebenarnya ia terlibat dalam penelitian NAMRU2. Wah, kalau cerita disini sama aja saya nulis semua isi buku beliau...haha :)


Di Bab-bab akhir dr. Endang bercerita mengenai keadaan psikologis nya yang nampak mulai terganggu (depresi aka panic disorder) kepada gurunya di Indonesia, akhirnya guru yang seorang psikiater itu memberikan dr. Endang obat untuk kemudian dia bawa ke Belanda, sambil terus melanjutkan kuliah. Temannya melihat obat tersebut dan menanyakan pada dr.Endang..Temannya tersebut kemudian membuang obatnya dan berjanji akan membuat dr. Endang tidak merasa depresi karena keadaannya. Disana temannya berkata :


"Why not? God already gives everything. Very good husband, two boys, dan a very sweet daughter, you are not poor, you have chance to study in a very prestigious school, so... Why can't you accept one more gift from your God?"


Dari sini dia mulai menemukan hikmah, bahwa setiap hela nafas dan apa yang sudah kita capai haruslah disyukuri. Dengan bersyukur maka hati akan menjadi lapang dan semua akan terselesaikan. 


Demikian ulasan singkat mengenai buku superb karya Eks Menkes RI, dr. Endang :)


Semoga amalannya diterima Allah swt. Amin..


...buku ke #26...ayo kejar #50 buku sebelum koass!!


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial