Senin, 09 Juli 2012

Indonesia Menuju Negara Gagal "Sehat" ! Peran Kita?

Sebuah diskusi di salah satu media televisi akhir-akhir ini menarik perhatian saya. Adalah Lembaga penelitian Fund for Peace dari Washington D.C me-released  Indeks Negara Gagal (Failed States Index) 2012. Dan di seluruh dunia, Indonesia menempati peringkat 63 dari 178 negara, yang berarti berada di ujung tanduk (warning) menuju negara gagal.


Menarik menganalisis lembaga ini menilai Indonesia dari berbagai indikator. Ada 12 indikator penilaian yang digunakan, dan tentu sesuai bidang keilmuan yang saya sedang pelajari, saya akan membahas mengenai indikator pertama yang memuat poin-poin kesehatan. Indikator pertama adalah Demographic Pressure. Poin-poin penilaiannya adalah mengenai penyakit dan tingkat kematian.



Berdasarkan laporannya dalam penilaian indikator pertama ini Indonesia masih dianggap lemah, dan dilihat dari trend-nya untuk 5 tahun kedepan akan semakin melemah. Artinya jika dikaitkan dengan poin kesehatan, penyakit akan bertambah dan tingkat kematian meningkat pada case related health.


Dalam diskusi tersebut, Prof. Dr. Azyumardi Azra mengatakan, "Tetapi jelas, jika indikator-indikator tidak menggembirakan tersebut tidak diperbaiki secara serius, bukan tidak mungkin Indonesia betul-betul terjerumus menjadi negara gagal." 


Sekarang mari kita padukan degan Millenium Development Goals, yang merupakan kesepakatan dan tujuan bersama dari lebih 180 kepala negara pada 2000 di New York.


Merujuk pada 8 Tujuan MDGs, tujuan 1, 4, 5, 6 dan 7 sangat terkait dengan kesehatan. Dan menurut almarhum Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, walaupun banyak poin-poin dari tujuan tersebut yang sudah tercapai, namun yang menjadi kendala adalah tidak meratanya pencapaian tujuan tersebut diberbagai daerah di Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang sangat luas ini menjadi tantangan tersendiri baik bagi pemerintah maupun masyarakat yang menjadi subjek.


Berdasarkan kedua data diatas, jelas kondisi kesehatan di Indonesia belum cukup baik. Padahal kita tahu bahwa kesehatan adalah komponen basal yang mendasari produktivitas suatu bangsa. Jika kesehatan suatu bangsa baik, implikasinya adalah meningkatnya produktivitas bangsa. Dan pada akhirnya terwujudlah kesejahteraan bangsa yang massif.


Lalu apa peran kita wahai pemuda Islam?


Terlepas dari siapapun yang menganalisis negara ini sehingga termasuk negara yang 'hampir' gagal, kita mesti peka dan pandai menilai apakah memang seperti yang digambarkan hasil penelitian itukah negara kita. Dan semestinya ini menjadi reminder bagi kita pemuda Islam untuk juga berperan menyehatkan bangsa.


Banyak yang bisa pemuda Islam lakukan. Bukankah dalam kitab fiqih yang pertama kali dibahas adalah mengenai thaharoh atau bersuci yang jelas berkaitan langsung dengan kualitas kesehatan?. Dari sinilah seharusnya kita menjadi contoh bagi masyarakat disekitar tempat tinggal kita. Bahwa kebersihan tak hanya berkaitan dengan iman seseorang, tapi juga dengan jiwa dan raganya.


Sangat disayangkan jika umat Islam saat ini terkadang (atau malah sering) dikaitkan dengan kumuh dan kotor. Setidaknya itulah yang tergambar dari apa yang diberitakan media. Image inilah yang perlu kita rubah. Perlu kita yakinkan pada masyarakat bahwa sehat itu penting dan mahal. 


Ada sebuah ungkapan yang baik mengenai begitu berharganya sebuah kesehatan : Orang yang sehat punya banyak keinginan, namun orang yang sakit hanya punya "satu" keinginan! Dan kita pasti sudah tau apa jawabnya bukan? Tepat! "Keinginan untuk sehat!"


Mukmin Kuat: Lebih Baik dan Lebih Dicintai Allah


Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,


"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, "Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain." Akan tetapi katakanlah, "Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat." Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan." (HR. Muslim)


Jelas dalam hadist diatas bahwa mukmin yang kuat lebih dicintai dari mukmin yang lemah. Secara holistik Islam meramu makna mukmin yang kuat ini. Kuat dalam hadits di atas mencakup kuat fisik, jiwa, dan materi. Kemudian semua itu diikat dengan iman kepada Allah Ta'ala, ridha dan menerima qadha' dan qadar. Keterkaitan beberapa aspek pendukung untuk menjadi mukmin yang kuat sangat penting. Bukti shahih dan nyata adalah Rasulullah yang dalam hidupnya baru sakit dua kali.


Lebih spesifik, apa peran kita wahai pemuda Islam praktisi kesehatan?


Bagi siapapun yang punya latar belakang pendidikan kesehatan apalagi kedokteran punya kewajiban lebih untuk menuntaskan permasalahan kesehatan. Kewajiban lebih untuk menjelaskan secara medis bahwa kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Produktivitas seorang manusia sangat bergantung dengan kesehatan. Oleh karena itu lah mengapa setiap survey atau penelitian yang berkaitan dengan kesejahteraan suatu negara, kesehatan selalu masuk menjadi poin penting penilaiannya.


Peran Kedokteran Barat & Timur ? Kedokteran Nabi ?


Saat ini juga mulai berkembang kedokteran Nabi dan lebih umum kedokteran timur, jelas keduanya punya perbedaan pemahaman dengan kedokteran barat yang banyak ditekuni praktisi kesehatan Indonesia dan dunia pada umumnya. Namun hal ini bukan menjadi masalah, yang penting adalah bagaimana, baik kedokteran barat & kedokteran timur, bisa meningkatkan quality of life masyarakat.


Kita bisa mencontoh salah satu Hospital di China yang menerapkan aplikasi kedokteran barat dan timur dalam satu Hospital. Dan semua bisa berkembang seirama dan tersinergi dengan baik. Di Indonesia hal ini sudah mulai banyak diperbincangkan namun nampaknya masih jauh dari aplikasi.


Akhir kata, saya sebagai mahasiswa kedokteran Indonesia mengharapkan para pemuda Islam (kita) bisa berkontribusi positif walau sekecil apapun itu demi peningkatan Quality of Life masyarakat Indonesia. 




References :

  • Fund for Peace. 2012. Profile: Indonesia. (Online : July 8th 2012, 11.00 PM). Report available at URL : http://www.fundforpeace.org/global/?q=states-indonesia. 
  • Azra, Azyumardi. 2012. Kolom Resonansi : Indonesia Negara Gagal? (Online : July 8th 2012, 10.35 PM). Article available at URL : http://www.republika.co.id/
  • Rahayu Sedyaningsih, Endang. 2012. CAPAI TARGET MDG’S DEMI TERWUJUDNYA DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT YANG TINGGI (Online : July 9th, 2012, 02.30 AM). Article available at URL : http://www.depkes.go.id


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial