Minggu, 22 Juli 2012

Disjungsi Karakter Bangsa : Sebuah Benang Merah !

Setelah saya membaca buku ini saya seperti menemukan sebuah garis merah dari apa yang sudah saya tulis sebelumnya dalam blog ini. Garis merah yang melatarbelakangi mengapa Indonesia sampai terancam menjadi failed state. Garis merah yang membuat perebutan kekuasaan di berbagai wilayah di Indonesia yang penuh kepentingan politik. Garis merah dari semua alasan mengapa kesan-kesan negatif selalu menghiasi berita di televisi dan di berbagai media mengenai bangsa ini.


Semua pada akhirnya berujung pada gagalnya bangsa ini membina 'karakter'. Ya, hanya satu kata inilah yang menjadi benang merah itu. Karakter lah yang membedakan setiap insan di dunia ini. Tapi karena karakter inilah suatu bangsa dinilai.


Ada kisah menarik yang menganalogikan begitu pentingnya karakter.



...Dalam sebuah peperangan, paku yang tertancap di sepatu kaki kuda perang lepas. Kuda menjadi oleng dan tak dapat berlari. Padahal sang penunggang punya pesan penting yang harus ia sampaikan ke tampuk pemimpin perang kerajaan nun jauh di barisan depan. Pesan penting ini tak sampai dan berujung pada salah strategi perang dan pada akhirnya pasukan ini kalah perang!....


Dan ketahuilah bahwa paku yang menjadi penyangga sepatu kuda itulah yang disebut karakter. Kecil memang, tapi jikalau ini bermasalah maka akibatnya sungguh fatal. Benang merahnya adalah karakter. 


Sampai sini mudah-mudahan sampai makna penting karakter.


Inilah yang ingin diungkapkan oleh penulis buku "Best Practice CHARACTER Building Menuju Indonesia Lebih Baik" karya bos nya Dompet Dhuafa Republika, Erie Sudewo


Buku ini menarik perhatian saya saat saya mengunjungi stand Republika di Jakarta Book Fair 2012 lalu. Saya tertarik tak lain karena Erie Sudewo pernah meraih penghargaan Social Entrepreneur dari lembaga terkemuka dunia Ernst & YoungSaya bergumam dalam hati, "ini pasti buku yang ga biasa.."


Benar lah adanya. Buku ini memang 'ga biasa' dan punya karakter penulisan yang berbeda (unik) dibandingkan buku-buku yang sebelumnya saya baca. Ada ungkapan sebab-akibat yang mengalir disetiap lembaran bukunya. Awalnya saya merasa aneh, tapi karena buku ini membahas tentang karakter saya mengambil kesimpulan "inilah karakter buku ini!" ...haha :)


Kembali pada pentingnya pembinaan karakter. Menurut Erie Sudewo, Indonesia bisa berubah jika setiap insannya bisa menumbuhkan karakter dasarnya. Apa saja itu karakter dasar yang kita perlu miliki?

  1. Tidak Egois
  2. Jujur
  3. Disiplin

Ketiga karakter dasar ini merupakan hal pokok / fondasi / landasan hidup yang seharusnya kita miliki. Namun pembinaan di sekolah terkesan mengenyampingkan pembinaan karakter. Orientasi pendidikan Indonesia masih kekeuh pada pengembangan kompetensi keilmuannya saja, dan sangat sedikit mengembangkan pembinaan karakter dasar. 


Akibatnya lihatlah seberapa banyak Guru Besar yang jatuh sejatuh-jatuhnya karena ketahuan penelitiannya adalah plagiat. Lihatlah berapa banyak pemimpin bangsa ini yang tak malu mengambil amplop haram yang lewat didepan meja kerjanya, padahal titel gelar yang disandangnya begitu panjang. Telah terjadi sebuah disjungsi yang seharusnya tak terjadi bukan?


Selanjutnya disamping dibutuhkan pengembangan karakter dasar, diperlukan juga pengembangan karakter pilihan. Berbeda dengan karakter dasar yang harus dimiliki setiap orang. Karakter pilihan jelas berbeda setiap orang bergantung pada selera dan pilihan atau mungkin passion masing-masing.


"Tiap profesi menuntut karakter masing-masing. Namun apapun pilihan profesinya karakter pilihan harus dimiliki. Lebih-lebih karakter dasar" 
(Erie Sudewo)


Setelah menjelaskan mengenai kedua karakter pokok diatas. Erie Sudewo membahas mengenai dua karakter lainnya yang juga penting bagi pengembangan pribadi manusia secara khusus dan bangsa secara umumnya. Karakter itu adalah karakter unggul dan karakter pemimpin.


Menurut Erie Sudewo, seseorang yang berkarakter unggul setidaknya harus memiliki sifat karakter unggul itu sendiri yaitu : ikhlas, sabar, bersyukur, tanggung jawab, berkorban, perbaiki diri, dan sungguh-sungguh.


Sedangkan orang yang berkarakter pemimpin harus memiliki sifat : adil, arif bijaksana, ksatria, tawadhu, sederhana, visioner, solutif, komunikatif, dan inspiratif.


Haha..begitu mudahnya saya menuliskan sifat-sifat diatas. Tapi begitu sulitnya mengaplikasikan sifat itu dalam setiap hela nafas kita didunia nyata. Satu-satunya orang yang punya segala sifat luhur diatas hanya Nabi Muhammad. Wajarlah jika beliau diakui sebagai orang paling berpengaruh sejagad. Karena karakter yang beliau bawa benar-benar menular ke setiap orang walau orang yang terpapar karakter beliau tidak pernah melihat wajahnya. Bukankah ini sebuah bukti saktinya sebuah karakter?


Ok, semoga disjungsi karakter ini bisa direduksi secepat mungkin...malah kalau bisa mari kita sama-sama eradikasi dari masing-masing hati kita. Dan diujung bukunya Erie Sudewo berpesan "Mari semai karakter Indonesia hari ini"


Pesan lainnya :

"Knowledge is power. But character more than it"

"Kompetensi bisa diwariskan, tapi karakter tidak bisa"


_____________________________________________
Demikian...srupp..seteguk Latte menyudahi tulisan 'karakter' ini. :)
Semoga bermanfaat...monggo dibaca bukunya ya.
yatta! buku ke-#28.. baca #50 buku sebelum koass!
Pradipta Suarsyaf
ditemani Latte @digitaLmbuL 10:48 pm


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial