Rabu, 18 Juli 2012

50th Pengabdian Prof. MK. Tadjudin : Ber-ilmu-lah !

Hari ini (18/7) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tenah suka cita memperingati Golden Annivesary 50 Tahun Pengabdian Prof. Dr(HC). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And dalam mengarungi profesinya sebagai dokter dan seorang pendidik. Prof yang saat ini merupakan Dekan FKIK UIN memang menjadi panutan baik di ruang lingkup nasional maupun internasional. 


Acara yang diawali dengan penayangan kisahnya dari sejak lahir hingga kini. Banyak dari mahasiswa terkesan dengan apa yang sudah diraih oleh seorang Prof. Beliau lulus dari FKUI tahun 1962 dan menjalani profesi sebagai seorang dokter. Selepas lulus beliau menikah dengan dr. Oemi Alifah, Sp.THT di tahun yang sama.



Dari video kilas kisahnya, beliau kemudian diangkat menjadi seorang staff di Departemen Biologi FKUI. Setelah itu beliau melanjutkan jenjang pendidikan di McGill University. Beliau juga kemudian diangkat menjadi Rektor UI periode 1994-1998. Beliau juga tercatat sebagai Kepala Badan Akreditasi Perguruan Tinggi. Pada Tahun 2005, beliau mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Seiring kemudian beliau diangkat menjadi Dekan FKIK UIN syarif Hidayatullah Jakarta.


Acara dilanjutkan dengan ungkapan rasa terimakasih dari Kaprodi. Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah, Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R. Tak dinyana beliau lanjutkan dengan bernyanyi dan diikuti oleh penyerahan serangkaian bunga kepada Prof. MK. Tadjudin.


Ada yang menarik dari apa yang disampaikan dengan dr. Arlis Reksoprodjo, Sp.PD, M.Ag yang merupakan kakak kelas dari Prof. MK. Tadjudin yang lulus satu tahun sebelm Prof. MK. lulus. "Ketika mahasiswa FKUI yang lain masih menggunakan sepeda pulang pergi kuliah, beliau sudah menggunakan motor besar" dan pernyataan ini disambut tepuk tangan para hadirin. "Dan yang unik beliau selalu membonceng seseorang" hadirin pun mulai riuh rendah..."dan tak pernah ganti yang diboncengnya" hadirin makin riuh.."ya, yang dibonceng adalah yang saat ini menjadi istri beliau, dr. Oemi Alifah" pernyataan terakhir ini disambut tepuk tangan seluruh hadirin.


Beliau menjelaskan sejarah bagaimana FKUIN terbentuk. Ternyata ihwal mula berdirinya FKIK UIN dirapatkan oleh beliau dengan beberapa orang yang ditunjuk oleh suami dari dr. Arlis ini. Maka berkumpulah tanpa absen orang-orang yang ditunjuk tersebut. Yang saya ingat ada dr. Djauhari, hmm..haha..saya lupa lainnya siapa. Hasil dari pertemuan ini salah satunya adalah mufakat memilih Prof. Tadjudin sebagai Dekan FKIK.


Kemudian acara dilanjutkan dengan penyampaian sepatah kata dari "sang terpuji" Prof. M.K. Tadjudin.  Beliau menyampaikan bagaimana urgensi pendidikan bagi bangsa. Pentingnya riset dan pengembangan pendidikan di dunia kedokteran berkembang dengan cepat. Sehingga dibutuhkan pendidikan yang baik di Indonesia. 


Seorang akademika saat ini dituntut untuk menguasai perkembangan teknologi informasi yang berkembang dengan cepat. Sehingga penyampaian pendidikan bisa di sampaikan dengan lebih baik dan tidak ketinggalan zaman. "Seorang pengajar saat ini harus bisa mengakses informasi pendidikan kedokteran" begitu kata Prof. MK. Tadjudin.


Beliau berpesan pada mahasiswa :

  1. Kekayaan yang sebenarnya adalah yang bisa dibawa kemana-mana, dan itu adalah ilmu
  2. Kita harus siap sedia membantu sesama, karena kita butuh bantuan orang lain
  3. Mulai kembangkan diri di bidang professional dan entrepreneur
  4. Berkomunikasi dengan baik
  5. Hiduplah secara enak, jangan berlebihan, biar tidak korupsi
  6. Tingkatkan kreativitas
  7. Gantungkan cita-citamu setinggi langit, seperti apa yang dikatakan Ir. Soekarno



58 sudah bekerja di Bagian Biologi. Penelitian Prof. MK berawal dari keterketarikan beliau dengan kodok dan karena ketertarikan nya ini dia sampai dibilang "Kamu mau jadi dokter kodok apa?" ...haha.. tapi itulah beliau yang sampai saat ini memang expert di bidang biomedik. Saat itu beliau dibantu oleh guru besar Stanford University, Prof. George.


Makalah intersional pertama beliau terbit pada tahun 1965.


"Tahun 80an kegiatan pendidikan saya mulai berkurang, karena mulai aktif menjadi Pembantu Rektor di UI"


"Saya ingin menambahkan dari apa yang tadi diceritakan oleh dr. Arlis, beliau tidak menceritakan bagaimana beliau merayu saya menjadi Dekan FK UIN. Beliau secara khusus mengundang saya untuk hadir dalam suatu lunch di Restoran Lebanon di Hotel Meridien. Bisa saja dr. Arlis ini, dia tahu saya suka kambing maka diajaknya saya makan kambing disana"


"Pesan untuk kalian mahasiswa, yang rajin belajar"


"semua kiprah ini ada karena adanya dukungan dari istri tercinta. Semoga apa yang saya capai juga bisa membuat istri saya bahagia"


"Impian kita membangun FKIK UIN ini semoga bisa berhasil dengan baik"


"Lulusan dokter dan kesehatan dari FKIK semoga bisa menjadi contoh dalam mengaplikasikan nya dalam masyarakat"


___direct speech yang ada dalam tulisan ini 'disesuaikan' karena keterbatasan penulis. Semoga saja tidak melenceng-melencenga amat :)


Share/Bookmark

2 komentar:

Sakinah Ginna R mengatakan...

Kuereen Bang Ichi. Prok prok :)
Isinya 99% sesuai dengan direct speech dari Prof M.K...

Pradipta Suarsyaf mengatakan...

wuahhh....mba Ginna tau dari mana panggilan itu? "Bang Ichi" ? ckck..haha..

Ya, semoga bermanfaat... Prof. MK memang luar biasa ^^

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial