Kamis, 09 Januari 2014

Tere Liye : Negeri di Ujung Tanduk

Buku sekuel dari Negeri Para Bedebah berjudul Negeri di Ujung Tanduk. Tere Liye melanjutkan kisahnya dengan membawa pembaca ke segmen kehidupan yang berbeda yaitu murni politik. Sang tokoh utama yang pada novel pertama adalah seorang ahli ekonomi banting stir menjadi seorang konsultan politik yang disegani karena dalam beberapa waktu saja ia berhasil memenangkan calon yang dibantunya menjadi gubernur.



Setelah kesuksesan itu tokoh utama nya terbawa oleh pemikiran idealis bahwa bangsa ini butuh pemimpin yang baik dan bisa diteladani. Kebetulan ada seorang tokoh yang memenuhi segala persyaratan idealisme nya. Dan ia memutuskan membantunya untuk maju dalam pemilihan presiden. Kisah dalam novel ini kemudian berlanjut bagaimana klien nya ini bisa sukses menjadi calon dari partai besar, intinya : memenangkan konvensi capres partai tersebut. Penuh siasat hingga kekerasan nampak ingin penulis sampaikan dalam novelnya ini.

Nah, disinilah cerita Tere Liye punya kesan 'magis'. Ia kembali membuat kita terhanyut dalam denyut nadi novelnya. Seiring dengan eskalasi emosi para pembaca ia menampilkan action dalam bukunya, lebih hebat dibandingkan buku pertamanya. Lebih canggih dan tak terduga dibandingkan buku pertamanya.

Ada beberapa scene dalam novel ini yang plotnya sangat rapat. Durasi nya rapat. Tapi Tere Liye mampu membuatnya dengan sempurna dan pada akhirnya scene ini kita akan menghela nafas, "haaaaaaaaa....." takjub.

Saya untuk kedua kalinya bertanya, tak adakah rumah produksi film yang berminat melayar lebarkan buku ini? Hahahha... menurut saya yang ga tau mengenai pembuatan film kok rasa-rasanya kalau buku ini difilmkan akan bagus.

#Jakarta
9 Januari 2014 ; 21.32 wib
Pradipta Suarsyaf, S.Ked, CH, CHt


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial