Sabtu, 15 September 2012

Kenal Lebih Dekat dengan Dr. Mohammad Hatta

Tak banyak yang saya tahu tentang tokoh yang satu ini. Tak lebih dari seorang proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ini tentu juga karena sang pembaca proklamator menyertakan kalimat ini dalam naskah proklamasinya, "Atas nama bangsa Indonesia, Soekarno - Hatta" dan juga dibahas selalu dalam pelajaran sejarah di sekolah.

Usut punya usut saya mulai kembali tertarik mengenai ketokohannya karena saya beberapa kali mendengar keteladanan beliau dan juga kejujuran beliau dari media massa. Hmm, apalagi beliau ini orang Minang pula, sama seperti saya. Dan saya cukup menyesal belum pernah singgah ke museum Muhammad Hatta yang ada di Bukit Tinggi. Padahal saat ke Padang terakhir kali saya sempat melihat petunjuk jalan menuju tempat tersebut. Saya yakin, suatu saat saya akan berkunjung kesana :D

Nah, akhirnya saya beli buku karya penulis senior Kompas, Dr. Deliar Noer, yang berjudul "Mohammad Hatta : Hati Nurani Bangsa". Sebenarnya edisi pertama buku ini diterbitkan oleh Koninklijk Instituut voor Taal- Land- en Volkenkunde (KITLV) Belanda dan disebarkan di Indonesia oleh penerbit Djambatan. Namun Kompas menerbitkannya kembali pada tahun 2012 dengan penambahan foto-foto yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup dan perjuangan Dr. Mohammad Hatta.

Yang saya tangkap dari pribadi Muhammad Hatta setelah membaca buku ini adalah beliau seseorang yang taat beragama. Hal ini tak mengherankan karena memang beliau adalah keturunan dari ulama-ulama terkemuka kala itu di Bukit Tinggi. Ketekunan nya dalam belajar luar biasa, dia masuk MULO dan juga meneruskan pendidikan sampai ke Jakarta. Terus mendalami ilmunya beliau dibiayai oleh pamannya, Ajoeb Rais, yang seorang pengusaha sukses di wilayah Senen Jakarta untuk pergi belajar ke Belanda. Sehingga sampailah Hatta ke tanah Belanda. Beliau kuliah di Nederlandsche Handels-Hoogeschool ~ Rotterdam yang saat ini berganti nama menjadi Erasmus Universiteit.

Pribadi yang tekun belajar hingga pergi ke Belanda seirama dengan minat bacanya yang luarbiasa. Tak terhitung sudah berapa banyak buku yang sudah dia baca. Bahkan ketika beliau diasingkan ke Digul dan juga pernah ke Banda Neira, beliau membawa serta 6 kotak kayu berisi buku-buku. Selama beliau diasingkan beliau menyibukan diri dengan membaca dan membaca. Cintanya Mohammad Hatta dengan buku ini sampai menimbulkan anekdot, Istri pertama Hatta itu "BUKU".

'Gila'-nya Mohammad Hatta membaca buku diikuti oleh kegemarannya menulis. Ini bahkan sudah dimulainya sejak beliau masih studi di Belanda bersama dengan Perhimpunan Indonesia dengan majalahnya Hindia Poetra (Indonesia Merdeka). Setelah pulang ke Indonesia kebiasaannya menulis ini terus mengalir. Beliau sering mengisi artikel-artikel di koran-koran. Beliau menyampaikan apa yang menjadi gagasanya dan juga tak jarang beliau mengkritik pemerintah yang kala itu berkuasa, Ir. Soekarno pernah kena serang tulisannya.

Pergaulannya yang luas dan pergerakannya yang cepat kala menuntut ilmu di Belanda membuat nama Indonesia cepat dikenal. Beliaulah yang berhasil meyakinkan banyak kalangan Barat kala itu bahwa tidak ada itu Hindia Belanda yang ada adalah Indonesia. Padahal pada saat itu Indonesia belum merdeka. Aktifnya beliau di organisasi kemahasiswaan internasional mengenalkan beliau pada tokoh-tokoh perjuangan lainnya seperti Jawaharlal Nehru, Liau Hansin, dan tokoh-tokoh pemuda yang memperjuangkan negaranya.

Demikianlah secuplik kisah juang seorang proklamator kemerdekaan Indonesia, Dr. Mohammad Hatta. Jasanya yang tak ternilai sejak masa penjajahan hingga mengisi kemerdekaan sebagai Wakil Presiden bersama dengan Presiden Ir. Soekarno harus menjadi pembelajaran bagi pemuda Indonesia. Bahwa bangsa ini bisa jaya karena peran pemudanya, dimanapun ia berada. Jayalah dan berjuanglah pemuda Indonesia! 

Mohammad Hatta, Hari Nurani Bangsa...

Pradipta Suarsyaf, CH, CHt
~ buku ke #42 ! bismillah #8 buku lagi capai #50 buku sebelum koass ~


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial