Senin, 17 September 2012

Habibie (2) : Kecil Tapi Otak Semua

Kagum! mungkin itulah yang bisa saya ucapkan setiap saya menyelesaikan buku-buku yang berkaitan dengan mantan presiden ke-3 Indonesia, B.J. Habibie akhir-akhir ini. Setelah sebelumnya saya selesai membaca buku fenomenal "Habibie & Ainun" dan juga "Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan Di Mata Orang-Orang Terdekat", kali ini saya melanjutkan kisah Habibie dalam buku serial "Habibie : Kecil Tapi Otak Semua". Ada 3 buku dan saya baru punya yang kedua dan ketiga.

Buku ini banyak bercerita mengenai bagaimana seorang Habibie dari sudut pandang berbeda dan unik. Sehingga buku ini sangat 'renyah' untuk dibaca dikala waktu luang yang saya punya. Terkadang saat membacanya diselingi gelak tawa, haha...karena memang lucu. Namun saya agak kecewa karena isi dalam buku ini ada beberapa yang sama dengan isi dari buku-buku Habibie yang pernah saya baca sebelumnya. 

Dari buku ini saya melihat Habibie adalah sosok yang sangat mudah bergaul dan bermasyarakat. Nampaknya impact dari kehidupannya yang cukup panjang dan penuh rintangan di Jerman telah menempa kepribadian seorang Habibie. Contoh, Habibie tak sungkan untuk menghadiri pernikahan seorang wartawan 'baru' yang mengundangnya. Padahal waktu itu beliau sedang menjabat sebagai Menristek RI. Hal ini membuat kaget pasangan yang tengah menikah, mungkin dalam pikiran mereka terbesit "Gila, menteri dateng ke pesta gw !"

Seperti dalam buku sebelumnya, Habibie memang pantas disebut sebagai 'professor cinta' (julukan yang diberikan oleh Rektor UIN Jakarta, Prof. Komaruddin Hidayat kala Habibie mengisi kuliah umum di Kampus UIN). Mengapa? karena dalam setiap penganugerahan penghargaan yang ia dapatkan, Habibie selalu berkata "di balik sukses seorang tokoh tersembunyi peran dua perempuan yang amat menentukan, yaitu ibu dan istri".

Dalam buku ini nampaknya kampus saya sering disebut :) Dalam acara Orasi Ilmiah oleh Habibie, moderator yang juga seorang Pembantu Rektor berkelakar, "Mengapa Habibie pintar? Karena Habibie orangnya pendek, maka otak dan hatinya nyambung" ...

Yang patut kita fahami dari pemikiran seorang Habibie adalah keseriusannya membangun Indonesia berdasar peningkatan SDM. Ya, berkali-kali beliau selalu menekankan pentingnya meningkatkan kualitas SDM bangsa Indonesia. Itulah sebabnya Habibie sangat gencar dalam memfasilitasi anak bangsa untuk sekolah setinggi-tingginya di luar negeri yang maju. Pernah suatu saat Habibie berkata, "Saya akan menggandakan diri saya menjadi 1000 Habibie". Demikianlah keseriusan Habibie membangun SDM bangsa Indonesia.

Mungkin banyak yang tidak tahu cikal bakal dari jaringan telekomunikasi seluler yang sekarang sangat massif digunakan. Ya, Habibie kala menjadi Menristek RI mengistruksikan pengembangan jaringan komunikasi nasional dengan membangun teknologi GSM. So, karena Habibie lah kita bisa menikmati mudahnya berkomuniksi dengan handphone seperti saat ini.

Sangat..sangat bagus untuk dibaca oleh siapapun..

Baca juga ni ya : Habibie (3) : Kecil Tapi Otak Semua

Pradipta Suarsyaf, CH, CHt
yup, buku ke- #43 ! kejar #7 buku lagi...


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial