Rabu, 01 Agustus 2012

Hukum di Indonesia "Tajam ke Bawah, Tumpul ke Atas"

Minggu lalu (29/7) Saya menonton salah satu acara di Indosiar bertajuk "BBM Show". Tumben saya nonton Indosiar (haha...), ini karena dapat info via twitter bahwa akan ada mantan Dekan FKUI di acara tsb. Hmmm...ngapain ya mantan Dekan FKUI masuk acara Indosiar? Jadilah saya nonton.. 


Dalam acara itu, Saya tertarik dengan pendapat masyarakat ketika ditanya bagaimana berjalannya hukum di Indonesia. Katanya, "Hukum di Indonesia masih tajam kebawah, tumpul ke atas". Pastilah kita semua secara umum tahu apa maksud dari perkataan ini.



Sesuai kepanjangan dari BBM Show, Benar-Benar Mencari Solusi, pada acara kala itu berusaha memecahkan beberapa permasalahan. Hadir dalam acara tsb, Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K) (Mantan Dekan FKUI) dengan Tim UI Bersih nya, lalu ada Ruhut Sitompul (anggota Komisi III DPR RI) yang masih satu marga dengan dr. Ratna. Dan beberapa orang yang sengaja diundang oleh BBM Show untuk menceritakan mengenai ketidakadilan hukum yang menimpa mereka.


Gerakan UI Bersih yang dipimpin oleh dr. Ratna, merupakan wujud kepedulian civitas akademika UI terkait dengan dugaan korupsi di UI dan juga tata kelola administrasi yang menurut Tim UI Bersih bermasalah. Saya perhatikan media mulai menyorot UI terkait pemberian Doctor Honoris Causa pada Raja Arab Saudi pada pertengahan tahun 2011 lalu. Banyak sekali yang menentang pemberian penghargaan ini karena saat itu heboh pemberitaan TKI di Arab Saudi yang berlakukan tidak baik.




Dari sanalah mulai ada dugaan tata kelola yang tidak baik di UI sehingga munculah gerakan independen Gerakan UI Bersih ini. dr.Ratna kemudian melaporkan ketidakbenaran dalam pelaksanaan universitas kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, Indonesian Corruption Watch, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawas Keuangangan dan Pembangunan serta Komisi Informasi Publik.


Singkat cerita, dengan pelaporan ini kedudukan Rektor UI, Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri secara hukum terancam. Tapi karena Gerakan UI Bersih ini pergerakannya berada diluar lingkungan UI, beliau tidak bisa menghentikannya walaupun isinya adalah civitas akademika UI dan alumni-alumni UI. Nah, dari sini menurut pemberitaan media dan juga bukti-bukti tertulis Rektor UI ini mengeluarkan keputusan-keputusan yang tidak taat asas dan hukum. Salah satunya adalah pemberhentian Dekan FKUI, Dr.dr.Ratna Sitompul dari jabatannya. 


Hmm....cerita selanjutnya, UI akan memberhentikan Pak Gumilar setelah tanggal 14 Agustus 2012. Beliau akan diganti oleh Pejabat Sementara Rektor UI. 


Ya, itu baru kasus di FKUI yang cukup hot diperbincangkan akhir-akhir ini. Tapi permasalahan lain terkait ketidakadilan hukum di Indonesia melingkupi berbagai kalangan. Secara luas menimpa rakyat Indonesia tentunya.


Masih ingat bagaimana rakyat yang miskin di negeri ini dihukum bertahun-tahun penjara hanya karena mencuri ayam? Ya, lihat bagaimana kasus korupsi di Kalimantan Barat sekitar tahun 2008 yang melibatkan salah satu pejabatnya terkait pengadaan pakaian hansip bernilai Rp.4,6 Miliar hanya di hukum penjara 12 bulan. Disisi lain ada rakyat miskin yang mencuri 2 ayam seharga Rp.60rb divonis penjara juga 12 bulan. Hei, nampaknya apa yang dikatakan orang itu benar "Hukum di Indonesia masih tajam kebawah, tumpul keatas!" !!


Oya, bagi yang pernah menonton Prison Break pasti bisa merefleksikan kejadian ini dengan kisah Michael Scofield dan kakak nya yang tak bersalah namun divonis mati karena tuduhan membunuh saudara kandung dari Wakil Presiden AS. Film berdurasi panjang sampai dengan 4 season ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita mengenai ketidakadilan hukum. Hukum bisa diatur. Mafia hukum pun nampak benar bisa bergerak dimanapun. Data-data absah bisa dimanipulasi demi tertutupnya suatu kasus dan menjadikan keinginan petinggi-petinggi berkekuasaan dan beruang leluasa bergerak.




Semua nampak mudah bagi mereka yang punya uang dan kekuasaan atas hukum, tapi ingatlah bahwa yang benar lah yang akan bahagia walau nyawa menjadi taruhannya. (...refleksi nonton film Prison Break)


Mahasiswa, Idealisme, dan Realitas...


Mahasiswa selalu identik dengan idealisme, namun katanya kala mahasiswa lulus dan membuka lembaran baru di kehidupan yang sebenarnya, mahasiswa tidak lagi bisa mempertahankan idealisme tersebut. Semua 'mentok' dengan kondisi yang ada di masyarakat. Terkaget-kaget menyadari fakta yang ada dan akhirnya pasrah hingga akhirnya mahasiswa yang dulunya sungguh idealis menjadi plagmatis ikut-ikutan dengan apa yang sudah ada dimasyarakat, yang sebelumnya ia ingin ubah dan ia rasa tak benar.


Hahahha...saya tak tahu bagaimana kerasnya hidup pasca kampus. Tapi kalau begitu adanya, nampaknya tugas mahasiswa kini bukan hanya memenuhi otaknya dengan ilmu dan organisasi kampus tapi juga belajar bagaimana mengatasi realitas yang akan dihadapinya pasca kampus. Mahasiswa harus lebih siap dan jangan mau jadi korban kondisi yang ada! 


Kita yakin bahwa "Perubahan adalah abadi", tapi mari kita pastikan bahwa saat waktunya tiba, pasca kampus, kita sudah siap merubah keadaan bangsa ke arah yang lebih baik.


Terkait hukum, marilah sebagai warga negara yang baik kita berupaya menaati rules yang ada. Taat hukum di negara ini berarti kita tidak sama dengan orang-orang picik yang bisa memainkan hukum dengan uangnya. Banyak yang bisa kita lakukan, taat lalu lintas, tidak menerobos lampu merah, tidak masuk jalur busway, pakai helm, haha...semua contoh ini jujur pernah saya lakukan sebagai pengendara motor. Hayooo, siapa lagi yang pernah? Tapi semoga semua itu berakhir dan tak pernah saya ulangi... 


Semoga kita tidak menjadi sampah masyarakat..Amin.


Sampai kapan Hukum di Indonesia tajam ke bawah, tumpul keatas? Semua tergantung kita..lakukan yang bisa kita lakukan sekecil apapun itu untuk bersih dan taat hukum. :) colek mahasiswa hukum tentunya secara khusus, dan umumnya mahasiswa Indonesia.. ^^


Referensi :
http://uibersih.org


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial