Senin, 30 Januari 2012

Silakbar28 : Menuju Rohis 28 Yang Lebih Baik

"Memang kita bukan siswa SMA 28 lagi! Tapi kami masih punya keterkaitan hati sehingga kami hadir disini...", sebuah orasi alumni akhwat Rohis28 angkatan '92 ini membuat kami yang menyadari betapa alumni Rohis28 sangat mencintai Rohis-nya.

Kemarin (29/01/'12) Saya menghadiri Silaturahim Akbar Rohis SMAN 28 di Markas Besar Rohis aka Masjid Baitur-Rahman (MBR) SMAN 28. Acara yang menurut Saya cukup wah ini menegaskan persiapan yang baik telah dilakukan oleh panitia adik-adiku yang sedang me-Rohis saat ini.

Ketika Saya hadir acara sudah dimulai, saat itu Bu Masamah (Pembina Rohis & Guru Agama Islam) memberikan sambutannya. Beliau begitu mengharapkan peran alumni dalam pembentukan karakter siswa-siswa SMAN 28 Jakarta. Mulai dari pembinaan akademis dan rohani. Ya, almuni Rohis 28 diharapkan bisa kembali ke 28 untuk mengajarkan mata pelajaran yang belum siswa 28 fahami, dan bisa membina mereka secara ruhaniyah, seperti shalat dan ibadah lainnya. Disini beliau juga mengharapkan para alumni juga menjaga akhlak kepribadiannya dimanapun berada. 

Ya, ketika saya berusaha mencari prestasi-prestasi terkini yang diraih alumni Rohis 28 di beberapa universitas, betapa bangga-nya saya menjadi salah satu bagian dari keluarga besar alumni Rohis28. Lihat disini.

KALAM28 (Keluarga Alumni Muslim SMAN 28) yang saat ini dipimpin oleh Bang Fikar (Rohis28 '06) merupakan wadah formal berbadan hukum yang menjadi tempat bagi almuni Rohis28 kembali berkontribusi untuk Rohis28. Salah satu tujuan Silakbar kali ini adalah menghimpun kekuatan dan potensi alumni Rohis28 yang luarbiasa baik itu bantuan materil maupun non-materil.

Malam sebelum saya 'bertandang' mengikuti Silakbar, saya chatting dengan salah seorang alumni Rohis SMA di bilangan Jakarta Timur dekat Tamini Square, sebut saja namanya 'Faris' ^^. Sebenarnya saya yang mengawali perbincangan yang ternyata panjang ini. Berawal dari sharing bagaimana pembinaan atau mentoring di masing-masing sekolah sampai dengan penjagaan siswa-siswa yang sudah mentoring saat memasuki dunia kampus.

Yang menarik dari perbincangan ini saya mendapati ternyata infiltrasi politik indirect sudah masuk sejak SMA. Teman saya menyayangkan hal ini, karena banyak dari mereka murni ingin mempelajari Islam dan tak mau dicampuri oleh kepentingan politik. Hal yang menurutnya menyebalkan inilah yang menjadi satu-satu nya pandangan tak baik pada mentoringnya, padahal dia mencintai Rohisnya. 

Hal menarik lainnya adalah ternyata banyak siswa (yang sudah mentoring) yang berada pada fase transisi SMA ke Universitas tidak mendapat penjagaan atas mentoringnya. Sehingga mereka yang sebetulnya potensial ini bisa hilang arah bahkan bisa lepas dari tarbiyah seutuhnya. Sungguh berbahaya dan sangat disayangkan bukan? Sebenarnya inilah yang saya alami saat saya memulai kuliah di ITB tahun 2008 lalu, saya bingung dan tak tahu mau belajar ngaji dengan siapa. Dulunya saya ngaji dengan Bang Iman, alumni Rohis28 '02. Walau pada akhirnya saya kembali mengaji itu karena ada effort dari saya sendiri mencari-cari. Nah, kalo ga ada niat dan keburu terlena bagaimana? Si 'Faris' ini juga mengalami hal yang sama, dia galau ketika diawal masuk FKIK UIN, karena tidak ada sosialisasi bahwa ada mekanisme transfer belajar ngaji nya, jadi beberapa saat ia ga ngaji. Walau pada akhirnya ngaji, ngaji-nya selalu berganti pemateri dan anggotanya selalu ganti-ganti, sehingga ia tak merasa betah berada disana. Beruntung ia bergabung dengan sebuah wadah ilmiah kesehatan terintegrasi dengan Islam di fakultasnya. Sehingga setidaknya ia bisa menutupi rasa hausnya akan Islam :) (haturnuhun sharingnya.. 'faris' ^^)

Dari dua pengalaman ini tentu perlu menjadi perhatian dari pihak alumni Rohis di SMA manapun. Ini penting karena menurut Saya, fase transisi ini merupakan salah satu fase terentan yang dilewati seseorang dalam hidupnya. Kalau diawal kuliah ia sudah ter-tarbiyah dan dimulai dengan yang baik-baik maka insyaAllah ia akan jadi manusia yang baik.

Saya lihat Silakbar28 merupakan salah satu event yang bisa mengingatkan kembali akan peran strategis yang dimiliki alumni untuk kemajuan Rohis28 dan juga sebagai mediator fase transisi siswa jadi mahasiswa. Pemetaan almuni Rohis28 di berbagai universitas dengan berbagai keunggulan dan aktivitasnya adalah penting sebagai data potensial untuk membantu Rohis28 baik saat ini ataupun dimasa yang akan datang.

Acara Silakbar28 kali ini dihadiri oleh alumni Rohis angkatan '87 sampai dengan 2011. Subhanallah...ada yang sudah bawa anak, ada yang baru saja menikah :), ada yang dulunya kurus jadi gemuk, yang dulunya gemuk jadi kurus.. Alhamdulillah..saya mencintai kalian karena Allah ^^

Sesepuh Rohis28 yang saya sangat hormati seperti Bang Oo (Nugroho) yang membuat buku Dakwah Sekolah yang sudah menasional itu, Bang Jeje, Bang Arif, Bang Luthfi (yang baru saja lulus dari Hiroshima University, yang membantu saya saat akan pergi ke Jepang Agustus tahun lalu) turut hadir dalam Silakbar28 kali ini.

Saya cukup kaget juga saat bersua dengan Bang Oo ini,
"Antum yang di ITB itu kan ya?"
"Hmm..kok tau ya?__(dalam hati)"
"Iya bang, tapi sekarang ambil kedokteran UIN"
"Owh..gitu..dulu ambil apa di ITB"
"Fisika bang"
"Hmm.. bagus..bagus..kayak antum memang pantas jadi dokter^^"
"Aminn.."

Wah, alhamdulillah...kemarin saya bahagia bisa silaturahim dengan Syaja'ah, alumni Rohis28 angkatan 2008. Yang hadir kemarin saya, Dede Anggayana (Elektro UI), Edy Susilo (Fasilkom UI), Fallery (Ketua BEM FT UGM), akhwatnya ada : Asri (FMIPA UI), Eka Zahnia (Fasilkom UI), Hana (FKM UI), Diah, Rahmawati, dan Tiara Pradita.

Semoga kita bisa terus berkontribusi untuk Rohis28 ya!
Sukses di bidang masing-masing ^^ Amin.

Sekian reportase dan opini dari saya..pradipta.suarsyaf.
Wassalam.


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial