Selasa, 30 November 2010

Internship : Untuk Indonesia Lebih Sehat (Part 3)

Ada Logbook Lagi Setelah Lulus

Selama menjalani internship, para interns akan dibekali dengan logbook. Di dalam logbook ini tertera beberapa kompetensi yang harus dikuasai. Dalam satu tahun, jumlah kasus yang harus ditangani minimal sebanyak 400 kasus atau sekitar delapan kasus per minggu. Dari seluruh kasus yang pernah ditangani, minimal lima kasus harus dibuat portofolio atau laporan kasusnya. Kasus yang diangkat bisa berupa kasus kematian, pelanggaran etik, atau kasus tertentu yang terkait dengan penyakit pasien yang ditangani.



Pelaporan logbook dilakukan setiap minggunya atau setidaknya 2-3 minggu sekali. Para interns ini berhak melakukan tindakan medis sesuai dengan kompetensinya dengan pengawasan dari dokter pendamping dan bukan dokter supervisor seperti yang dianggap sebelumnya. Dokter pendampinglah yang akan menandatangani logbook tersebut. Satu dokter pendamping akan mengawasi lima interns.

"Kami telah melakukan survei ke beberapa daerah untuk melihat kebutuhan dokter di setiap rumah sakit dan puskesmas yang ada, serta mendata berapa jumlah kasus yang ditangani. Melalui survei ini, interns akan ditempatkan di rumah sakit atau puskesmas, dimana mereka dapat menyelesaikan targetnya untuk mendapatkan 400 kasus dalam satu tahun," tambah dr. Djauhari.

Tantangan Kedepannya

Di Indonesia, yang pertama kali menerapkan program Problem Based Learning adalah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), Padang. Unand telah menghasilkan lulusan pertamanya di tahun 2009. Para lulusan ini pun telah mengikuti UKDI di awal tahun 2010 dan saat ini sedang menjalani internship. Universitas lainnya seperti UI, UGM, UNAIR, UNHAS, UIN Syarif Hidayatullah, UNSOED, Universitas Islam Sultan Agung, dan UNTAN akan melaunching internship perdana pada akhir tahun 2010.


"Ya, karena sistem ini baru pertama kali dilaksanakan, tentu saja ada nada-nada pesimisme yang mengiringinya. Terlebih lagi sampai saat ini belum ada panduan final tentang teknis pelaksanaan internship, misalnya dalam hal tempat, pembimbing, dan lainnya", tegas Alan.

Perlu diakui, salah satu tantangan internship adalah masalah ketersediaan rumah sakit, puskesmas, dan dokter pendamping, serta kesiapan dana, termasuk tunjangan untuk para interns. "Bukan hal yang mudah menyiapkan dokter pendamping bagi sekian banyak interns. Persiapan disini bukan hanya dari segi jumlah, tetapi juga komitmen dokter pendamping untuk mengawasi interns ditengah kesibukannya. Pendamping ini berperan penting untuk mengingatkan interns jika praktik yang dilakukan kurang tepat, karena praktik di lapangan kadang agak melenceng dari ilmu yang diperoleh semasa kepaniteraan," papar Alan.

Namun, bagaimanapun juga internship merupakan program pemerintah yang perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak terkait. Tujuan akhirnya pun untuk memberikan jaminan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. Siapkah Anda dengan internship?


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial