Selasa, 31 Agustus 2010

Kita Dilecehkan Pemerintah

Saya ingin membuka tulisan ini dengan sebuah pertanyaan. Apakah kita merasa kalau kita sebenarnya dilecehkan? Inilah yang ingin saya angkat pada tulisan ini. Sadarkah kita kalau pemerintah-lah yang telah melecehkan kita. Mereka telah melecehkan kita sebagai manusia. Mereka telah melecehkan kita sebagai Bangsa Indonesia.

Kita semua tahu bahwa saat ini Indonesia tengah ‘ribut’ kembali dengan Malaysia terkait perbatasan wilayah. Dan itu terjadi berkali-kali, sebut saja klaim lagu daerah, makanan daerah, pakaian daerah, dan tindak kriminal terhadap TKI kita disana. Nampak sekali kalau kita dilecehkan. Namun, ada pelecehan yang lebih parah dibandingkan pelecehan yang dilakukan Malaysia. Lebih menyakitkan dan dampak dari pelecehan ini sungguh luar biasa.

Pelecehan yang mana kah? Ialah pelecehan yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap bangsanya sendiri. Ini terkait dengan pelayanan yang seharusnya diterima oleh masyarakat.

Saya akan memulainya dengan cerita saya,

Kemarin tepatnya sekitar pukul 22.30 wib papa mengajak saya untuk berangkat ke rumah pasien yang berada di bagian timur Cianjur . Pasien tersebut saya perkirakan berusia kurang lebih 80 tahun dan menurut papa saya pasien ini sudah lama menderita hipertensi. Dan memang benar, saat ditensi tekanan darahnya 250/100 mmHg. Beliau sudah terbujur lemah tak bisa menjawab apa yang papa tanyakan padanya.

Namun bukan ini yang menjadi masalah tapi jalan yang kami lewati menuju rumah pasien lah yang saya sesali. Sulit sekali mengendarai motor ditengah jalan yang rusak parah seperti itu. Bahkan kalau ada yang berjalan pun mungkin dia akan jatuh karena tersandung oleh gelombang aspal.

Coba pikirkan! Begitu banyak masyarakat di Cianjur ini. Mereka semua membayar pajak bukan? Oke, jangan hanya melihat di Cianjur ambilah diseluruh Indonesia. Bukankah pakaian yang Anda kenakan saat membaca tulisan saya ini juga dipungut pajak bukan? Rumah yang kita tinggali ditagih pajaknya bukan? Nasi yang kita makan ditarik pajaknya bukan? Kacamata yang kita pakai dikenakan pajak bukan? Motor dan mobil yang kita pakai juga diambil pajaknya bukan? Bah! Nampak sekali hidup kita macam tercerabik oleh pajak! Mau tahu berapa uang yang terkumpul dari sector pajak tahun 2009 lalu? Rp 565,77 triliun!!!

Sebegitu banyak uang masuk ke kantong pemerintah tapi sekedar memperbaiki jalanan saja tidak bisa! Saya tidak percaya! Ini sebuah pelecehan bagi saya pribadi, terserah Anda ingin mengikuti atau tidak. Menurut saya, andaikata beberapa persen saja dari pajak itu digunakan untuk perbaikan jalan maka akan banyak kemajuan dilihat dari sisi ekonomi. Contohnya transport beras dari daerah semakin lancar dan cepat, yang pada akhirnya juga menguntungkan Negara.

Kemana uang-uang kita tersebut? Satu jawaban! Masuk kantong koruptor! Huft… sulit memang kalau kita sudah mendengar kata yang ‘haram’ ini. Bak sebuah obat narkotika yang sulit dihilangkan dari orang-orang birokrat pemerintahan ini. Mau bagaimana lagi, Cuma iman yang bisa menghilangkan perilaku bejat ini. Mulailah dari kita sendiri untuk merubah ‘budaya buruk’ ini.

Saya teringat ajaran Islam yang mengatakan bahwa jika kalian menemukan suatu kemungkaran didepan kalian maka ubahlah dengan tangan kalian, tapi kalau tak bisa ubahlah dengan lisan kalian, kalau tak bisa juga tolaklah kemungkaran itu dengan hatimu. Dan itulah selemah-lemah iman. Semoga Allah membukakan hati pemimpin bangsa ini agar tersadar akan kemungkaran yang telah dilakukan.

Sekian.. Moga ini juga menjadi peringatan bagi kita sekalian^^


Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar...

 
© Copyright by Good is the enemy of Great  |  Template by Blogspot tutorial